Friday 11 March 2016

Cerita Tentang Dehidrasi

Takut dan panik saat melihat Hisyam dirumah muntah-muntah hebat. Terima kabar lewat hp tadi siang belum terfikir kalo anak bayi dirumah muntahnya begini menderita. Ya Allah.. Ya Rab.. kasihan sekali bayi ini muntah-muntah dalam 2hari sampai turun berat badannya 400gr. "ini dehidrasi namanya Bu..", kata Bu dokter.

Tega ga tega, ga diijinkan pulang sang dokter Fajar Diah, SpA pada Selasa malam itu.. Panas dari hari minggu, hari senin panas tinggi sampai 39,8. Diberikan obat anus supporia pun ga mempan.. Dan bodohnya aku, memberikannya tempra dan 2x obat supporia. Akibatnya malah parah, plus diare. Hanya air yang keluar pada bab-nya. Ya Allah.. ampuni aku.. :(

Selasa malam langsung diinfus. Masuk 2 botol sampai pagi. Bukan apa-apa.. kebanyakan tumpahnya.. copotnya.. darahnya naik pula.. Astagfirullah.. ini bayi ditusuk tangannya, ga betah lah.. aku saja hamil infusan ga betah, apalagi bayi.. Mau tepuk tangan susah.. Mau nunjuk-nunjuk susah.. itu kan bayi 10 bulan lagi heboh-hebohnya main tepuk tangan.. :(
Dan semalaman itu 6x panggil suster karena infus copot atau darahnya beku, berhenti, naik, ataupun selang ga jalan. Dan terakhir ganti spalk yang lebih kecil.

Maafkan aku ya Allah.. maafin Ibu ya nak.. Rela deh kalo itu penyakit pindah ke Ibu ajah.. Ga bisa tidur, gendong Hisyam selalu.. skin to skin, PASTI! Berharap panasnya turun.. Berharap panas ke transfer.. Berharap ga muntah lagi.. Berharap ASI Ibu dikasih berkah sama Allah buat kesembuhan Hisyam. Gendong sambil nyusuin itu ga pernah kebayang, tapi alhamdulillah bisa walaupun LDR ga sesering yang dirasakan. Hampir stres rasanya, belum pernah menjalani seperti ini jaman Agzi dulu. "IBU GA BOLEH SAKIT, HARUS KUAT!", gitu kalo Ayah bilang. Alhamdulillah Ayahnya stand by walaupun ngantuk-ngantuk ikutan meriang juga. 

Jam 3 pagi, dicopot juga itu infus. Bukan apa-apa, susternya ngeri yang terakhir ini darahnya beku sampe atas dan ga tega ganti tangan untuk pasang infus lagi. Dicopot saja sus, saya usahakan ASI-nya digeber. Dan.. baru bisa tidur lelap! walaupun bangun jam 4.30. Sejam yang begitu berharga lelap, relax.. alhamdulillah ASI ku pun penuh karena aku relax.. Hisyam pun bisa kenyang, terlihat dari tidurnya yang lelap dan terbangun jam 6 pagi. Alhamdulillah, fesesnya mulai gold lagi walaupun semalam 4x diare.

Jam 6 pagi, Hisyam mulai eksplorasi lagi, sudah bisa celoteh lagi dan mainan tepuk tangan :). Recovery dilanjutkan memaksa makan. Kangen Hisyam yang suka merebut makanan.. Kangen Hisyam yang suka acak-acak nasi Ibu. Kangen Hisyam yang ea-ea minta pegang makanan.. 

PR.. perbaiki lagi berat badan Hisyam.. 
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Searching artikel tentang Dehidrasi, berikut salah satu kutipan dari berbagai sumber.

Tindakan utama yang harus Anda lakukan untuk mengatasi bayi yang mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan adalah sesegera mungkin mengganti cairan tubuhnya yang banyak keluar. Caranya, beri bayi minum yang sebanyak-banyaknya.

Cairan yang Anda berikan dapat berupa air putih biasa, jus buah, es krim, atau bentuk cairan lainnya. Yang penting, berikan jenis cairan yang sesuai dengan kondisi kesehatan tubuh bayi. Misalnya, kalau ia sedang pilek, jangan berikan es krim.

Kapan bayi harus dibawa ke dokter? Saat bayi diare dan muntah-muntah. Jika ia mengalami diare dan tetap memuntahkan cairan yang Anda berikan, maka tubuhnya akan tetap mengalami dehidrasi. Keadaan ini jelas tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Biasanya, dokter akan menggantikan cairan tubuh bayi via infus.

Bayi yang mengalami dehidrasi dapat dikenali dari tanda-tanda sebagai berikut:
Dehidrasi ringan dan sedangTanda-tandanya bayi gelisah, rewel, dengan ubun-ubun dan mata cekung, air mata hanya sedikit saat menangis, bibir kering dan jarang berkemih (normal, frekuensi BAK bayi di atas 3 cc/kg BB setiap jamnya), air seni tampak pekat, sangat haus dan ingin minum terus-menerus, lemas dan mengantuk, kalaupun terjaga tidak melakukan aktivitas yang berarti seperti guling-guling, menendang, menggerakan tangan dan kaki, juga bayi tampak:
  1. Kulit pucat dan tidak elastis
    Untuk memastikan coba mencubit kulit bayi secara perlahan. Bayi positif dehidrasi setelah dicubit kulitnya tidak cepat kembali normal.
  2. Demam
    Suhu tubuh sekitar 38° C. Ini terjadi karena jumlah cairan yang dibutuhkan tubuhnya tidak terpenuhi.
  3. Berat badan turun
    Bila BB bayi turun semakin banyak, yaitu 5-10% dari BB asalnya, berarti dehidrasi bayi sudah meningkat ke taraf sedang.
Dehidrasi beratGejala fisik yang terlihat kelanjutan dari gejala dehidrasi sedang. Gejala itu akan lebih nyata seluruhnya disusul kesadaran anak menurun, napas jadi cepat, dan denyut jantung meningkat. Bayi akan tampak lemah, mengantuk, tidak mau minum sama sekali, ubun-ubun dan mata sangat cekung, tidak ada air mata saat menangis, bibir dan lidah sangat kering, buang air kecil menjadi sangat sedikit dan pekat atau bahkan tidak buang air kecil sama sekali, serta denyut nadi dan napas menjadi cepat, hingga hilang kesadaran. Ini terjadi karena cairan yang dibutuhkan tubuh berkurang, selanjutnya seluruh sistem kerja organ tubuh, terutama otak terganggu. Kala otak tak berfungsi sempurna maka bayi akan kehilangan kesadarannya.

Kiat menghindari
Mencegah memang selalu lebih baik dari mengobati. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya dehidrasi pada balita Anda. 
  1. Biasakan si kecil untuk minum secara teratur setiap hari, terutama bila bayi banyak beraktivitas. Cairan yang dikonsumsi sebaiknya diatur agar bervariasi.
  2. Anak harus minum air paling tidak 8 gelas sehari. Anda dapat memberinya dalam bentuk kombinasi aneka jenis cairan, seperti jus buah, buah segar, sup, dan lain-lain.
  3. Berilah minuman sebelum balita Anda mulai beraktivitas, seperti bermain di halaman. Tetaplah beri minuman pada bayi, sekalipun dia tidak begitu haus.
  4. Jangan beri anak minuman yang mengandung kafein, misalnya es teh dan minuman jenis softdrink yang mengandung soda, terutama ketika bayi sedang giat-giatnya beraktivitas dan banyak mengeluarkan keringat. Kenapa? Kafein dapat menambah beban pada aliran darah. Akibatnya, darahnya jadi kental dan produksi keringat pun berkurang.
  5. Bila udara panas dan cuaca terik, hentikan aktivitas anak sejenak. Bila mungkin, lakukan selama beberapa kali. Sambil beristirahat di tempat yang sejuk, biarkan bayi mengonsumsi berbagai cairan.
  6. Beri pertolongan pertama, berupa larutan oralit, bila bayi muntah atau diare.
Sumber : ayahbunda, tabloid-nakita.

[MPASI] Bubur Tempe

Alhamdulillah pasca pulang dari RS, bisa sibuk Lagi di dapur. Kali ini resep dari ahli gizi RS ASSALAM sebagai prebiotik pencernaan Hisyam yang terganggu setelah dehidrasi kemarin.

Bahan :
Beras organik
Kaldu Ceker ayam
Ati ayam
Tempe potong kecil
Wortel serut kecil

1. Rebus beras pada kaldu ayam
2. Setelah agak tanak, masukkan ati ayam dan tempe Sambil diaduk-aduk hingga jadi bubur
3. Masukkan wortel sampai bubur mendidih
4. Saring

Sumber : RSIA As Salam

Bubur Tempe diyakini sangat bermanfaat untuk memperpendek masa diare dan meningkatkan berat badan setelah diare.

Jadi bagi masyarakat sudah tidak perlu ragu lagi untuk memanfaatkan makanan tempe untuk mengobati penyakit diare pada bayi atau anak-anak sebab makanan ini sudah diuji serta diteliti kandungan gizi serta zat-zat lain yang terkandung didalam tempe.

Dari berbagai penelitian, terbukti tempe merupakan anti bakterial yang menghambat pertumbuhan beberapa bakteri patogen misalnya Stafilokokus aureus, Bacillus subtilis, Streptokokus dan lain-lain. Kelebihan lain adalah mempunyai kemampuan menghambat adhesi ninhibisi bakteri Enterotoxicogenetic Escheria coli (ETEC) sehingga kolonisasi bakteri tersebut akan terhambat. Kemampuan menghambat adhesi  ninhibisi bakteri ini sangat penting karena ETEC merupakan salah satu penyebab diare berat pada anak.

Berbagai Sumber.